Senin, 27 Agustus 2012

Kolaborasik


Kolaborasik

Sepertinya tulisan gue kali ini akan lebih panjang dari biasanya, silakan bersiap-siap, atau tutup aja windownya dan cari hal lain yang lebih menarik J

Siapa yang sudah lihat video E.F.A Project yang baru diunggah tepat pukul 00.00 tadi malam? Silakan lihat dulu bagi yang belum: http://bit.ly/EFAPROJECT
Ada link beritanya juga:

Mungkin bagi beberapa atau bahkan banyak orang hal diatas tadi biasa saja, tidak ada yang istimewa. Sekumpulan musisi ngumpul terus rekaman bareng, “lah emang udah kerjaannya bukan?” “Terus gue harus bilang “Wow kau membuatku..Wow gitu?”
Buat gue project tadi adalah sesuatu yang besar, bahkan terbesar dalam perjalanan karir yang memang belum seberapa ini. Sebelumnya lo harus ngerti dulu bahwa sebagian besar musisi yang terlibat di E.F.A Project adalah idola-idola dan pahlawan-pahlawan musik gue. I grew up listening to and wanna be like them. Bayangkan menggilanya perasaan gue saat masuk ke studio dan bekerja bareng para idola gue tersebut dan membantu mereka menyanyikan lagu yang gue tulis. Tidak ada kata yang benar-benar pas menggambarkan isi hati gue saat itu. Ini lebay tapi asli.
Sejak mengawali karir gue sebagai bagian dari Saykoji di 2003, sampai mulai bersolo karir di 2004, mengeluarkan album pertama (Facing Your Giants) di 2008, gue selalu berusaha mengerjakan semuanya sendiri. Dari memanajeri diri sendiri, menulis lagu sendiri, menentukan konsep album sendiri, sampai mencari investor sendiri untuk album karena tidak mau dibatasi oleh cara pikir label yang gue anggap bisa membatasi kreatifitas gue sebagai musisi.
Hasilnya? Hmm, coba gue Tanya berapa banyak yang punya album pertama gue? Hmm, yang tau deh? Ga banyak kan, hehe ya iya orang gue tau persis kok angka jualannya berapa. Target album sebagai perkenalan diri gue sebagai musisi yang “beda” kepada masyarakat musik Indonesia sedikit banyak tercapai. Target gue untuk bisa beli rumah…err, masih jauh banget :p

Kemudian datanglah hari itu dimana gue menerima sms yang gue sangka adalah practical joke norak dari salah satu teman gue yang sok mengaku sebagai Tohpati, produser bertangan dingin dan salah satu gitaris kenamaan negeri ini, yang mengajak gue berkolaborasi dengan salah satu artis penyanyi yang sedang ditanganinya. Singkat cerita gue mengerjakan bagian gue di lagu itu, dan Tohpati memberi kebebasan penuh untuk mencoba ide-ide gue di lagu itu. Pengalaman pertama bekerjasama dengan seorang musisi-produser kaliber nasional. Hasilnya? Lagu Nuansa Bening sukses melahirkan Vidi Aldiano sebagai penyanyi solo pria yang kemudian menjulang namanya.
Gue belajar banyak hal dari proyek kolaborasi ini. Secara mainstream, guepun mulai dikenal orang. Sebuah bonus menyenangkan setelah single Kuada Bagimu dari album FYG gagal ditayangkan klipnya di acara TV pagi-pagi itu karena tersandung masalah liriknya yang sebagian berbahasa Inggris walaupun mendapatkan radio chart dan airplay cukup tinggi (hela nafas)
I guess it was the right song at the wrong time.

Setelah kolaborasi dengan Vidi, guepun mulai “ketagihan” dengan yang namanya kolaborasi. Mulai dari kolaborasi dalam bentuk rekaman (Cindy Bernadette, Barry Likumahuwa Project, YES Band, Pandji, Titi DJ, Bayu Risa, Lea Simanjuntak, NSG Star, Alfred-Christmas Project) sampai on stage collaboration (Afgan, Pasto, Tohpati, Kirk Whallum, Bubugiri, Mike’s, Pandji, Rossa, Julia Perrez, Kotak, Beniqno, Ungu, EndahnRhesa, Kua Etnika, Kunokini, Ras Muhamad, Saykoji, Iwa K, Lala Suwages, Glenn Fredly, Tompi-maaf kalau ada yang ga kesebut)
Guepun akhirnya menyadari bahwa I’m a team player. Semua olahraga yang pernah gue coba dari kecil, pada akhirnya yang gue suka dan bertahan sampai sekarang hanyalah olahraga tim. Begitu juga dalam bekerja di musik. Bahkan saat mengerjakan materi albumpun, terutama album kedua (Dreambrave, 2011) gue sangat melibatkan tim musisi untuk mengaransemen lagu-lagu yang gue tulis. This is what I love doing and this is what I’m good at.

Sayangnya, positioning gue sebagai rapper membuat ruang gerak gue terbatas. Orang-orang, termasuk di industri musik, masih hanya melihat gue sebagai “rapper” saja yang hanya bisa “ngerap” dan menulis lirik. Mereka lupa bahwa setiap reff/chorus yang bisa dinyanyikan di semua lagu gue adalah hasil buatan gue yang buta instrumen ini. Kesempatan mengembangkan potensi terbuka ketika datang tawaran dari sahabat gue Irwan “Opung” Simanjuntak, salah satu produser musik bertangan dingin yang menangani Project Pop, Glenn Fredly, Rio Febrian dll, untuk membantu dia mengerjakan beberapa lagu milik sekumpulan remaja pria yang menamakan dirinya SM*SH. Sebuah tawaran beresiko, karena gue berdekatan dengan komunitas yang rupanya tidak terlalu bersemangat dengan apa yang dilakukan ketujuh remaja itu, tapi gue sebagai musisi pecinta kolaborasi tanpa ragu mengiyakan tawaran itu. Kerjasama itu berlanjut dengan proyek selanjutnya, 7iCONS dan ketika gue menulis lagu untuk girlband anyar, BEXXA. Jujur, gue sangat menikmati sesekali berada di belakang layar dan membiarkan ide-ide gue menyatu dengan kreatifitas artis yang sedang bekerja bersama gue. The best feeling in the world, right after performing on stage. Bocoran: Gue baru saja selesai menulis dan memproduseri calon single terbaru Cindy Bernadette, judulnya “You Make Me Feel”, gue kerjain bareng Dennis Nussy dan Mo Charizma dari Zero One.

Balik lagi ke E.F.A Project, ini adalah kolaborasi paling ideal. Bekerja bersama orang-orang paling hebat dan paling asyik seIndonesia? Siapa yang sanggup  menolak! Melihat dari dekat para jenius bekerja dengan brilian, gokil sob.
Project ini makin meyakinkan gue bahwa: Gue ga perlu punya lagu yang sangat laku, gue mau punya lagu yang memberi pengaruh. Gue ga perlu punya album yang laku jutaan keeping, tapi gue mau punya album yang menyentuh jutaan hidup. Gue ga perlu ada di TV setiap pagi dilihat orang banyak, tapi gue mau ada disana saat Indonesia butuh karya yang berdampak.


PS: Untuk semua sahabat di E.F.A Project: Gue makin “ngefans” sama kalian J
       Untuk Indonesia: Terima kasih untuk inspirasinya, setiap hari.
       Untuk yang baca: Kok betah sih? Ini panjang lho..